Budaya Indonesia, kalau kita ngebahas hal ini, mungkin seharian saya ngulasin hal ini nggak cukup. Tau sendirikan Indonesia itu merupakan negara multikultur, yang artinya Indonesia memiliki banyak sekali budaya dari Sabang sampai Merauke, dari Nias sampai Pulau Rote. Biar sahabat nggak bosen dengerin aka ngejelasin satu per satu budaya yang ada di Indonesia, kita masuk aja langsung ke salah satu daerah yang paling kaya budayanya, dengan semua penduduknya yang ramah tamah, yaitu Bali.
Bali adalah daerah yang paling banyak menarik perhatian turis, baik turis lokal sampai turis mancanegara. Tidak asing kalau masyarakat Bali sering ngelihat turis yang notabena orang asing sambil cuci mata. Dengan berpegang teguh pada slogan "Eda Ngaden Awak Bisa, Depang Anake Ngadanin" yang diambil dari syair Kidung Pupuh Ginada Bali selalu membuat perubahan dari waktu ke waktu hingga nantinya bisa menjadi pulau yang bersinar di dunia. Budaya di Bali sebenernya banyak sekali sampai jari tangansaya nggak sanggup menghitungnya, tambah jari kaki, sama aja nggak cukup. Nah, kalo gitu kita ambil aja satu contoh budaya Bali yang sudah meraja lela yaitu tariannya. Tarian Bali merupakan budaya yang diturunkan dari nenek moyang sampai sekarang. Tari Bali memiliki nilai eksotisitas, religius, moralitas, artistik, kualitas dan daya tarik yang tinggi. Sampai tari Bali sudah tersebar luas dari sini sampai sana, dari Bali sampai kemana-mana. Luar biasa kalau kita bisa mengagumi budaya kita sendiri, budaya dari nenek moyang, kita sebenernya tidak tahu betapa sulitnya nenek moyang kita nyiptain tarian yang fantastis seperti ini. Harus nyari musiknya harus yang pas, koreonya harus yang bagus, pakaiannya harus yang meriah dan segala macemnya. Wah, sulit juga jadi orang dulu, dibanding sekarang, kita tinggal menikmati, merasakan, menghayati, mengagumi, mencoba, mempelajari, menelusur, merantau, meneliti, mengorek, mencolek, meraba, membuka lho? Ya, pokoknya begitulah. Apalagi sekarang ini kita tahu kalau budaya Bali yang mengandalkan gerakan dan kombinasi ini sudah dicuri atau bahasa lainnya diklaim oleh negara lain sebagai tari dari budaya negaranya sendiri, tidak perlulah kita sebutkan namanya. Tapi, begitulah, entah ini karena memang negaranya iri akan kekayaan budaya kita atau karena masyarakat negara kita yang kurang memperhatikan budaya negara sendiri. Entah, banyak sekali pertanyaan yang harus diungkap. Nah, biarlah nantinya kita sebagai generasi penerus yang bisa lebih mempelajari dan melestarikan budaya kita. Mari Pemuda Lestarikan Budaya Demi Bangsa Sekarang.
Bali adalah daerah yang paling banyak menarik perhatian turis, baik turis lokal sampai turis mancanegara. Tidak asing kalau masyarakat Bali sering ngelihat turis yang notabena orang asing sambil cuci mata. Dengan berpegang teguh pada slogan "Eda Ngaden Awak Bisa, Depang Anake Ngadanin" yang diambil dari syair Kidung Pupuh Ginada Bali selalu membuat perubahan dari waktu ke waktu hingga nantinya bisa menjadi pulau yang bersinar di dunia. Budaya di Bali sebenernya banyak sekali sampai jari tangansaya nggak sanggup menghitungnya, tambah jari kaki, sama aja nggak cukup. Nah, kalo gitu kita ambil aja satu contoh budaya Bali yang sudah meraja lela yaitu tariannya. Tarian Bali merupakan budaya yang diturunkan dari nenek moyang sampai sekarang. Tari Bali memiliki nilai eksotisitas, religius, moralitas, artistik, kualitas dan daya tarik yang tinggi. Sampai tari Bali sudah tersebar luas dari sini sampai sana, dari Bali sampai kemana-mana. Luar biasa kalau kita bisa mengagumi budaya kita sendiri, budaya dari nenek moyang, kita sebenernya tidak tahu betapa sulitnya nenek moyang kita nyiptain tarian yang fantastis seperti ini. Harus nyari musiknya harus yang pas, koreonya harus yang bagus, pakaiannya harus yang meriah dan segala macemnya. Wah, sulit juga jadi orang dulu, dibanding sekarang, kita tinggal menikmati, merasakan, menghayati, mengagumi, mencoba, mempelajari, menelusur, merantau, meneliti, mengorek, mencolek, meraba, membuka lho? Ya, pokoknya begitulah. Apalagi sekarang ini kita tahu kalau budaya Bali yang mengandalkan gerakan dan kombinasi ini sudah dicuri atau bahasa lainnya diklaim oleh negara lain sebagai tari dari budaya negaranya sendiri, tidak perlulah kita sebutkan namanya. Tapi, begitulah, entah ini karena memang negaranya iri akan kekayaan budaya kita atau karena masyarakat negara kita yang kurang memperhatikan budaya negara sendiri. Entah, banyak sekali pertanyaan yang harus diungkap. Nah, biarlah nantinya kita sebagai generasi penerus yang bisa lebih mempelajari dan melestarikan budaya kita. Mari Pemuda Lestarikan Budaya Demi Bangsa Sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar